Home » » Bank BUMN Tak Istimewakan Cina untuk Garap Proyek yang Dibiayainya

Bank BUMN Tak Istimewakan Cina untuk Garap Proyek yang Dibiayainya

Written By JUFRI on Tuesday 29 September 2015 | 21:40

Katadata

KATADATA – Cina tidak lantas mendapatkan hak istimewa untuk mengerjakan proyek-proyek infrastruktur yang dibiayai oleh perbankan badan usaha milik negara (BUMN). Meskipun tiga bank pelat merah telah mendapatkan pinjaman senilai US$ 3 miliar dari China Development Bank (CDB).

Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Budi Gunadi Sadikin mengatakan, tidak ada komitmen yang mengikat ketika mengerjakan proyek-proyek infrastruktur mesti melibatkan perusahaan asal negeri panda. Makanya dari porsi pinjaman untuk masing-masing bank sebesar US$ 1 miliar tersebut, sekitar 30 persennya menggunakan mata uang renminbi.

“Jadi kami negosiasikan agar mereka tidak membawa kontraktor dan komponen Cina, tapi ya kami kasihlah (30 persen) dalam renminbi,” kata Budi dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (29/9).

Budi menjelaskan, pinjaman dari CBD tersebut akan dibiayai untuk membiayai sejumlah proyek infrastruktur di tanah air. Ini lantaran ketersediaan dana perbankan saat ini masih rendah dibandingkan kebutuhan pembiayaan infrastruktur dari swasta dan BUMN yang mencapai Rp 2.750 triliun atau US$ 187 miliar. (Baca: Soal Pinjaman Cina, Tiga Bank BUMN Klarifikasi ke DPR)

Dari porsi tersebut, perbankan biasanya menanggung 70 persen, atau sekitar US$ 130 miliar. Namun, likuiditas perbankan Indonesia saat ini hanya mencapai US$ 27 miliar, sehingga tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ini yang membuat bank mengambil pinjaman CDB tersebut.

Wakil Ketua Komisi VI Heri Gunawan mempertanyakan mengapa dalam pinjaman US$ 3 miliar tersebut terselip 30 persen berdenominasi renmimbi. “Ini mengapa bisa ada 30 persen renminbi, tolong dijelaskan,” kata dia.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Asmawi Syam mengatakan, satu-satunya yang diminta oleh CDB adalah daftar proyek yang akan dibiayai oleh masing-masing bank BUMN dari dana pinjaman tersebut.

“Hanya list of projects-nya saja. Untuk bunganya mengacu kepada London Interbank Offered Rate (Libor) plus 2,85 persen atau ekuivalen 3,4 persen,” katanya.

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo memastikan pinjaman kepada ketiga bank ini selain untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, juga ditujukan untuk memperluas lapangan kerja bagi masyarakat lokal.

“Karena dari percepatan pembangunan infrastruktur ini impact-nya kepada lapangan kerja,” kata Gatot.

Sumber : Bank BUMN Tak Istimewakan Cina untuk Garap Proyek yang Dibiayainya

Berita lainnya dari KATADATA.CO.ID :

Dikritik Rizal Ramli, Pertamina Tetap Bangun Pipa BBM Rp 5,8 Triliun

Harga Premium Oktober Mungkin Tetap, Solar Berpeluang Turun

ExxonMobil Harus Lunasi Kewajiban sebelum “Hengkang” dari Aceh

Katadata on Facebook | Twitter | Google +



via Katadata.co.id
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2013. Yuk Bisnis Property - All Rights Reserved