KATADATA – Utang luar negeri swasta yang melebihi nilai utang pemerintah menimbulkan kekhawatiran. Pasalnya, sebagian besar utang tersebut dipinjam dalam bentuk dolar Amerika. Di tengah kelangkaan dolar saat ini, Bank Indonesia menyebut utang swasta memiliki sejumlah risiko besar lantaran ketidakpastian prospek ekonomi global.
“Kondisi dunia ditambah defisit neraca pembayaran dan utang, menambah tekanan terhadap nilai tukar rupiah,” ujar Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo.
Membengkaknya utang swasta terjadi sejak 2012, ketika utang swasta mencapai US$ 126,2 miliar, atau setengah dari total utang Indonesia. Beberapa perusahaan pelat merah, seperti Pertamina dan PLN termasuk peminjam dolar terbesar.
Pertamina merupakan perusahaan dengan utang terbesar yakni mencapai US$ 13,5 miliar. Utang berasal dari obligasi senilai US$ 8,7 miliar dan pinjaman berjangka pendek US$ 4,8 miliar. Utang tersebut diantaranya dialokasikan untuk pembelian minyak mentah dan gas bumi.
Sumber : Ekonografik : Utang Korporasi Tekan Rupiah
Berita lainnya dari KATADATA.CO.ID :
Paket Kebijakan Ekonomi Oktober Fokus ke Sektor Perikanan
Cegah Kriminalisasi, Kejakgung Beri Pendampingan Hukum ke Pemda
Dua Menteri akan Bereskan Masalah Izin Operasi Kontraktor Migas di Hutan
Katadata on Facebook | Twitter | Google +
via Katadata.co.id
0 comments:
Post a Comment