Home » » Fenomena El-Nino Ancam Inflasi

Fenomena El-Nino Ancam Inflasi

Written By JUFRI on Tuesday 7 July 2015 | 04:53

Katadata

KATADATA – Pemerintah optimistis laju inflasi selama Ramadan dan lebaran akan terkendali. Meski begitu, hingga akhir tahun ada risiko yang bakal dihadapi yakni potensi turunnya produksi pangan yang terkena dampak El-Nino.

Edi Pambudi, Asisten Deputi Urusan Moneter, Neraca Pembayaran dan Perluasan Kesempatan Kerja Kementerian Koordinator Perekonomian, mengatakan saat ini belum ada tanda-tanda akan terjadi El-Nino, tapi ada kemungkinan ancaman ini terjadi pada bulan depan.

“Misalnya, di Sumatera mau dibuat hujan buatan tidak bisa karena awannya tidak terbentuk. Kementerian Pertanian sudah antisipasi dengan memberikan bantuan 20 ribu unit pompa. Kami akan pantau terus,” kata dia di Gedung Bank Indonesia (BI), Jakarta, Selasa (7/7).

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya memperkirakan gelombang panas El Nino akan melanda wilayah Indonesia sampai November 2015. Adapun daerah-daerah yang berpotensi terkenda dampak El Nino meliputi Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.

Selain fenomena kenaikan suhu permukaan laut ini, risiko kenaikan inflasi juga disebabkan oleh kemungkinan meningkatnya harga minyak dunia. Ini dapat berpengaruh terhadap naiknya harga bahan bakar minyak (BBM), mengingat pemerintah sudah tidak lagi memberikan subsidi ke BBM jenis premium. Harga elpiji pun kemungkinan naik yang turut menyebabkan daya beli masyarakat menurun.

Meski begitu, dalam perhitungannya, inflasi Juli masih akan rendah di bawah 0,5 persen karena sudah mendekati lebaran. Inflasi akan kembali turun pada Agustus karena cadangan beras pada Juni mencapai 370 ribu ton. Stok ini dinilai masih mencukupi untuk kebutuhan masyarakat.

“Sebetulnya sudah ada 10 ribu ton rekomendasi impor beras, dari Kementerian Pertanian. Tapi belum dieksekusi, karena kebutuhannya belum ada. Stok masih cukup. Kami akan lihat produksi nasional dari beberapa daerah,” ujar dia.

Selain hal itu, pemerintah juga akan memantau distribusi dan tata niaga beras karena ada perbedaan harga di petani dengan konsumen. Hal ini menunjukan adanya kemungkinan aksi penimbunan.

Kepala Sub-Direktorat Sarana dan Prasarana Daerah Kementerian Dalam Negeri Chairul Fauzi mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan empat langkah pengendalian inflasi kepada para kepala daerah.

Pertama, menjaga ketersediaan pasokan dan meningkatkan kerja sama antar-daerah. Kedua, menjaga keterjangkauan harga, dengan mempercepat realisasi APBD dan mengefektifkan monitoring di lapangan.

Ketiga, mengendalikan tarif angkutan untuk menjaga kelancaran distribusi. Keempat, menjaga komunikasi yang efektif antara pemerintah pusat dengan daerah. Komunikasi ini guna memperoleh informasi mengenai ketersediaan pangan serta memperkuat koordinasi antar provinsi.

“Nanti kami pantau ke Gubernur, Bupati, maupun Walikota, apakah instruksi Kementerian Dalam Negeri ini dilaksanakan dengan baik,” tutur Chairul.

Deputy Country Director Bank Pembangunan Asia (ADB) Indonesia Edimon Ginting memperkirakan, inflasi pada tahun ini akan berada di kisaran 6,4 persen. Terutama, karena adanya kemungkinan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan elpiji. 

Sumber : Fenomena El-Nino Ancam Inflasi

Berita lainnya dari KATADATA.CO.ID :

Ini Alasan Pelindo Keberatan dengan Aturan Wajib Rupiah

BNI Targetkan Pertumbuhan Kredit Maksimal 13 Persen pada 2015

Proyek Infrastruktur Rp 147 Triliun Mangkrak

Katadata on Facebook | Twitter | Google +



via Katadata.co.id
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2013. Yuk Bisnis Property - All Rights Reserved