KATADATA – Minat investor asing terhadap Indonesia meningkat, kendati perekonomian nasional tengah dihadapkan pada laju pertumbuhan yang melambat.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi pada triwulan II tahun ini mencapai Rp 135,1 triliun. Angka ini meningkat 16,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang hanya Rp 116,2 triliun. Sedangkan jika dibandingkan triwulan I 2015 naik 8,4 persen.
Dalam kurun enam bulanan, realisasi investasi pada semester pertama tahun ini pun lebih tinggi 16,6 persen dibandingkan pencapaian pada semester satu tahun lalu. “Yang menarik, minat investor asing semakin besar,” kata Kepala BKPM Franky Sibarani dalam dialog dengan pimpinan media massa di kantornya, Rabu (5/8).
Meningkatnya minat investor asing itu, tergambar dalam sejumlah indikator yang dirilis oleh BKPM. Dari peningkatan total realisasi investasi, jumlah penanaman modal asing (PMA) pada triwulan kedua 2015 ini naik 18,2 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan penanaman modal dalam negeri (PMDN) hanya naik 12,3 persen.
Jika dilihat dalam periode enam bulan dari Januari hingga Juni 2015, investasi PMA pun naik 16,1 persen dari tahun sebelumnya. Meski begitu, dalam periode yang sama, kenaikan investasi PMDN lebih tinggi dibanding PMA, yaitu mencapai 17,4 persen.
Dengan adanya kenaikan realisasi investasi tersebut, maka tingkat penyerapan tenaga kerja pun meningkat, baik secara kuartalan (5,7 persen) maupun per semester (12,3 persen).
Indikator lain yang menunjukkan masih besarnya minat investor asing ke Indonesia, yakni jumlah investasi untuk proyek baru semakin meningkat dibandingkan dengan proyek perluasan. Realisasi investasi baru PMA yang dalam kurun 2010-2014 hanya 57,8 persen, pada semester pertama tahun ini mencapai 82,5 persen.
Dalam hal pemerataan lokasi investasi, realisasi investasi di luar Jawa pun lebih tinggi 25 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Perkembangan positif lainnya, yaitu tren pertumbuhan izin prinsip. Dalam kurun Januari-Juni lalu, izin prinsip yang dikeluarkan mencapai Rp 721,9 triliun. Jumlah ini meningkat 39,6 persen dari semester pertama tahun lalu.
Peningkatan terbesar di sektor infrastruktur (557 persen) dan Pertanian (497 persen), lalu sektor pariwisata dan kawasan (164 persen) dan industri padat karya (20 persen). Namun, pertumbuhan negatif terjadi di sektor maritim ( minus 24 persen), substitusi impor (minus 76 persen), orientasi ekspor (9,3 persen) dan hilirisasi (minus 44 persen).
Menjawab soal adanya kekhawatiran investor di luar negeri terhadap perlambatan ekonomi Indonesia dan berbagai isu politik, Franky menyatakan, kekhawatiran itu tidak sebesar ketika masa Pemilu tahun lalu. “Dari berbagai kunjungan saya ke luar negeri, investor sangat khawatir saat pertarungan ketat dua kandidat Presiden,” ujarnya. “Tapi, setelah itu selesai, mereka tidak terlalu khawatir lagi.”
Meski begitu, diakui Franky masih ada sejumlah hal yang mengganjal investor untuk merealisasikan investasinya di Indonesia. Salah satunya adalah menyangkut Upah Minimum Regional (UMR) yang kerap menimbulkan gejolak.
Itu sebabnya, pemerintah kini tengah menggodok skema penerapan UMR lima tahunan, untuk memberikan kepastian investasi. “Pengkajian soal ini di bawah koordinasi Wakil Presiden,” ujarnya.
(Baca: Terendah Sejak 2010, Ekonomi Kuartal II Tumbuh 4,67 Persen)
Namun, animo tinggi investor asing tersebut masih belum mampu mengerek pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hari Rabu ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2015 secara tahunan (year on year) sebesar 4,67 persen atau lebih rendah dari kuartal sebelumnya sebesar 4,71 persen. Ini merupakan pertumbuhan terendah sejak 2010. Faktor utama penyebabnya adalah penurunan konsumsi masyarakat yang cuma tumbuh 4,97 persen dari kuartal sebelumnya sebesar 5,01 persen. Sedangkan investasi yang jadi penyumbang terbesar kedua pertumbuhan ekonomi, hanya tumbuh 3,55 persen pada kuartal II-2015.
Sumber : Ekonomi Melambat, Minat Investor Asing Tetap Tinggi
Berita lainnya dari KATADATA.CO.ID :
Posisi Menteri Energi Sudirman Said Terancam Diganti
BPS: Inflasi Juli Terendah dalam Lima Tahun
Status Tersangka Dahlan Gugur, Ancaman Kriminalisasi Tetap Ada
Katadata on Facebook | Twitter | Google +
via Katadata.co.id
0 comments:
Post a Comment